Tetragonula laeviceps ditemukan oleh Smith pada tahun 1857, bila dilihat dari penemuannya trigona laeviceps yang termasuk dalam sub genus Tetragonula ini merupakan lebah trigona yang sudah sangat lama ditemukan dan berhasil di identifikasi di muka bumi ini. Lebah Trigona jenis ini ukuran tubuhnya standar, berada pada strata sedang dalam kerajaan lebah trigona. Jenis laeviceps inilah yang populasinya masih cukup banyak di pulau Jawa dan Kalimantan.
Lebah tak bersengat jenis ini agak mudah ditemukan di berbagai lokasi, di pondasi bangunan, di penyangga atap rumah, di pagar batako, di pipa pembuangan air, di areal perkebunan maupun di wilayah hutan. Trigona laeviceps merupakan jenis trigona yang sangat tangguh bila dibanding jenis lebah trigona lainnya. Dia mampu hidup di daerah yang miskin pakan, bahkan sering pula ditemukan hidup di wilayah yang bersuhu ekstrim seperti di tempat kami Balikpapan.
Untuk mendapatkan koloni lebah jenis ini, biasanya para pemburu akan menebang pohon, memotong penyangga atap rumah, atau membongkar pondasi tempat bersarangnya laeviceps ini. Hal ini sangat disayangkan, karena untuk mendapatkan koloni laeviceps secara cepat tapi memakai cara yang tidak ramah lingkungan.
Untuk menambah jumlah koloni pada ladang peternakan kami, perlu melakukan pencarian koloni trigona dengan cara-cara yang ramah lingkungan, yakni dengan cara menjebak sekumpulan lebah yang bersarang baik di batang pohon maupun di sekitar perumahan penduduk.
Adapun peralatan yang diperlukan adalah kotak kayu ukuran 15x15x25 cm, bagian depan dilubangi sebesar jari telunjuk dan diolesi propolis. Bagian belakang dilubangi sebesar 3/4" untuk disambung dengan pipa pvc 3/4". Ujung pipa pvc 3/4" di buat untuk menutup pintu masuk koloni laeviceps yang bersarang misalnya di pondasi, di batang pohon, dll. Sehingga untuk memasuki sarang koloni lebah akan melewati pintu yang ada di kotak kayu terlebih dahulu. Seperti dalam foto berikut ini....
Lama kelamaan, sekitar 1 minggu untuk koloni laeviceps akan membangun sarang di kotak. Ditandai dengan membangun pintu masuk menyerupai corong yang terbuat dari propolis. Setelah dirasa cukup banyak koloni lebah yg tinggal di dalam kotak kayu, menjelang malam pintu masuk bisa ditutup dan kotak bisa dipindahkan. Cara ini dapat digunakan juga untuk menjebak trigona jenis lainnya, seperti Tetragonula iridipennis, Heterotrigona itama, dsb.
Semoga sedikit trik sederhana yang ramah lingkungan ini bisa bermanfaat untuk mengembangkan lebah trigona.... Amin